Seusai pelajaran agama, ‘Afiifah ditanyai oleh seorang teman kelasnya.
“Fifah, mengapa kamu tadi mengatakan kalau Allah itu Maha Adil??” Tanya temannya tiba-tiba begitu sengit.
“Bukankah memang benar?” Tanya ‘Afiifah kemudian.
“Tidak, menurutku tidak.” Hentinya sejenak.
“Buktinya tangan kita.” lanjutnya temannya.
“Ada apa dengan tangan kita?” Tanya ‘Afiifah.
“Bukankah Allah memberi tugas yang tidak sama berat? Yang kanan selalu kita gunakan untuk yang baik; makan, minum, menulis, bersalaman, dan masih banyak lagi. Sedang yang kiri? Selau saja kita gunakan untuk hal yang kurang baik. Apakah itu adil untuk si tangan kiri??” jelas temannya.
‘Afiifah sejenak menarik nafasnya, kemudian diraihnya kedua lengan tangan temannya itu. Dan digenggamnya dengan kuat.
“Ya, Allah itu Maha Adil” jawabnya mantap.
“Coba lihat kedua tanganmu.” Si temanpun memperhatikan kedua tangan yang dicengkramnya.
“Jam tangan serta cincin emasmu itu selalu kamu kenakan di tangan kirimu, sedang yang kanan kamu btidak kamu kenakan apapun” jawab ‘Afiifah, kemudian mengarahkan pandangannya lebih tajam pada temannya itu. Si teman kurang memahami maksud ‘Afiifah. ‘Afiifah tersenyum…
“Maka dari itu Allah sangat adil. Dia memerikan hadiah kepada tangan kiri kita untuk menghargai tugas-tugasnya, sedang tangan kanan kita tidak.” Lanjut ‘Afiifah.
^_^
***
Oleh: ‘Afiifah Hasnaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar